Tugas Dan Tanggung Jawab Orang Tua
Bukan saja sang anak, orang tua pun mempunyai
kewajiban terhadap anak yang harus ditunaikan. Kewajiban orang tua terhadap
anaknya adalah sebuah wujud aktualitas hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh
orang tua.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup
Allah berfirman:
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)
Allah berfirman:
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai
kewajiban agar anak tetap bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang
tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah pasti akan
memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan tentu saja
berusaha.
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)
Allah berfirman, yang artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkanya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (QS Al Ahqaf 15).
Al ‘Allamah Siddiq Hasan Khan berkata,
“Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maksudnya, adalah jumlah waktu selama itu dihitung dari mulai hamil sampai disapih.”
Allah ta’ala berfirman; “Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalamdua tahun…dst”
. ( QS: 31; 14 ).
Air susu
dalam beberapa hari kelahiran mempunyai beberapa kelebihan, antara
lain mengandung zat antibody yang sangat diperlukan oleh bayi. Bayi yang
memperoleh air susu jenis ini akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih
baik. Seorang ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh,
kecuali ada alas an yang dapat diterima oleh hokum Islam. Menyusui
anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak
baik secara fisik maupun secara jiwani.
3. Memberi Nama yang Baik
Dari
Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam
memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika
lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika
menginjak dewasa.” Rasulullah saw
diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah nama.
Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan tak berarti,
beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah
macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang disampaikan
oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik.
(HR. Tirmidzi).
Beliau
sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau
menanyakan namanya. Bila
nama kota itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan
nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah.
Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan
Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi’bul Dhalalah (kelompok
sesat) diganti dengan Syi’bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah
(keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat
petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al
Azkar: 258)
Berkenaan
dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian,
maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud)
Pemberian
‘nama yang baik’ bagi anak adalah awal dari sebuah upaya pendidikan terhadap
anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’. Ungkapan ini tidak
selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah
do’a. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik
sesuai dengan namanya. Adapun setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan
telah mendidiknya dengan baik pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan
yang kita inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah s.w.t. Nama yang baik dengan
akhlaq yang baik, itulah yang kita harapkan. Nama yang
baik dengan akhlaq yang buruk, tidak kita harapkan. Apalagi nama yang buruk
dengan akhlaq yang buruk pula. Celaka berlipat ganda.
4.
Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; ‘ menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; ‘ menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).
5. Mendidik anak
Pada
suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu
lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.” tuturnya
kesal. Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada
Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?” Anak yang
pintar ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya
kewajiban memenuhi hak anak?”
Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni:
pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua,
memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak
tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun
diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam
padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar
menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada
anakmu, sebelum ia berani kepadamu….”
Mendidik anak dengan baik
merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik
anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya
yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada
anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah
kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu
perkara saja tanpa perkara lainnya, sepertI (misalnya) mencucikan pakaiannya
atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang
luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita
yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan
kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Berikut beberapa perkara yang wajib diperhatikan
oleh ibu dalam mendidik anak-anaknya:Menanamkan aqidah yang bersih, yang
bersumber dari Kitab dan Sunnah yang shahih.
Allah berfirman yang artinya:
Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah. (QS Muhammad: 19)
Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah. (QS Muhammad: 19)
Rasulullah bersabda, yang artinya:
Dari Abul Abbas Abdullah bln Abbas, dia berkata: Pada suatu hari aku membonceng di belakang Nabi, kemudian beliau berkata, ‘Wahai anak, Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat, yaitu: jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapatiNya di hadpanmu. Apablla engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah pertotongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberimu satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka tidak akan bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering.”
Dari Abul Abbas Abdullah bln Abbas, dia berkata: Pada suatu hari aku membonceng di belakang Nabi, kemudian beliau berkata, ‘Wahai anak, Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat, yaitu: jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapatiNya di hadpanmu. Apablla engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah pertotongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberimu satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka tidak akan bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering.”
Dan dalam riwayat lain (Beliau berkata),
“Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatiNya di hadapanmu. Perkenalkanlah dirimu kepada Allah ketika kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kesulitan. Ketahuilah, apa apa yang (ditakdirkan) luput darimu, (maka) tidak akan menimpamu. Dan apa-apa yang (ditakdirkan) menimpamu, ia tidak akan luput darimu. Ketahuilah, bahwa pertolongan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesempitan, dan bersama kesusahan ada kemudahan.”
“Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatiNya di hadapanmu. Perkenalkanlah dirimu kepada Allah ketika kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kesulitan. Ketahuilah, apa apa yang (ditakdirkan) luput darimu, (maka) tidak akan menimpamu. Dan apa-apa yang (ditakdirkan) menimpamu, ia tidak akan luput darimu. Ketahuilah, bahwa pertolongan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesempitan, dan bersama kesusahan ada kemudahan.”
Seorang anak terlahir di atas fitrah,
sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh
padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang
mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya
roedy_ebat@yahoo.com
1 komentar:
Lanjutkan postingannya salam kenal and mampir ya...
Posting Komentar